Kamis, 19 November 2009
Penyakit Kaki Gajah Yang merajalela
JATUHNYA sembilan korban jiwa warga Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, setelah mengikuti pengobatan massal filariasis mengundang keprihatinan banyak pihak. Mata masyarakat dibuka untuk mengenal filarisis lebih jauh.
Filariasis merupakan penyakit menular (penyakit kaki gajah) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang kemudian ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
Prof dr Saleha Sungkar, MS, SpPar selaku Guru Besar Bidang Parasitologi FKUI memaparkan, ada tiga penyebab filariasis berdasarkan tempat bersarangnya. Pertama, cacing wuchereria bancrofti yang banyak berkembang biak di selokan atau air kotor, sawah, saluran irigasi, tepi sungai, rawa, dan pantai. Kedua, cacing brugia malayi yang banyak berkembang biak di sawah, saluran irigasi, kolam, dan rawa. Dan ketiga, brugia timori yang banyak berkembang di sawah, saluran irigasi, dan kolam.
Prof Saleha mengungkap sebuah fakta, penderita filariasis sejauh ini mayoritas pria. "Karena cowok lebih banyak ke luar pada malam hari saat di mana microfilaria beredar. Puncak peredaran microfilia adalah tengah malam," katanya saat acara temu media bertajuk "Seluk Beluk Filariasis" di FKUI, Jakarta, Kamis (19/11/2009).
Microfilaria memang bersifat periodic nocturna (keluar dari peredaran darah pada malam hari) yang sekali berkembang biak jumlahnya jutaan. "Seribu kali gigitan mungkin baru bisa kena filariasis. Itu juga tergantung pada kekebalan tubuh seseorang karena tidak mudah menularkan filariasis," tambah Prof Saleha.
Sementara dr Solah Imari, Staf Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan memaparkan hasil penelitian tentang angka kejadian filariasis. Salah satu kabupaten di Provinsi Papua menjadi lokasi terbesar kejadian filariasis di Indonesia sepanjang tahun 2009. "Jumlahnya mencapai 38 persen. Di sana banyak nyamuk karena lingkungannya kotor," tegas dr Solah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar